Ibrani10:23 - Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia, yang menjanjikannya, setia. Roma 8:25 - Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.
- Kumpulan Khotbah KristenKumpulan khotbah Kristen biasanya bisa berisi banyak hal, namun kali ini kita akan khusus membahas khotbah yang berisi tentang khotbah Kristen tentang pengharapan dapat sangat besar artinya bagi para jemaat yang mungkin sedang menghadapi masalah dan putus asa. Kita pasti mengharapkan yang terbaik dalam hidup kita, bahagia, diberkati, panjang umur dan banyak harapan lain yang kita inginkan. Namun kenyataannya tidaklah selalu demikian, seringkali apa yang terjadi tidak seperti yang kita kehendaki, tidak seperti yang kita Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, perharapan berarti 1 sesuatu yang dapat diharapkan, 2 keinginan supaya menjadi kenyataan, 3 orang yang diharapkan atau dipercaya. Kumpulan Khotbah Kristen mengenai Pengharapan1. Siapa bilang hidup itu mudah? Hidup penuh kesulitan, dan itu seringkali menjadi sebab terampasnya kebahagiaan dari hidup seseorang. Mereka berubah menjadi pribadi-pribadi yang kaku, dingin dan muram karena tekanan pekerjaan yang mengubah mereka hidup seperti tanpa jiwa. Sebuah sikap hati yang baik untuk ditanamkan dalam melakukan aktivitas atau pekerjaan adalah bekerja atau berusaha dengan pengharapan. Sangatlah penting bagi kita untuk tetap memiliki pengharapan dalam bekerja, bukan hanya melakukannya tanpa jiwa, tanpa target, tanpa impian dan harapan. Mengapa hal ini penting? Karena tanpa pengharapan kita tak ubahnya seperti robot yang hanya berjalan sesuai program tanpa kerinduan apapun dalam hati kita. Tidak ada gunanya memandang dengan iman jauh ke depan jika kita tidak punya pengharapan suratnya kepada jemaat, Korintus Paulus menyampaikan sesuatu yang penting mengenai pengharapan ini. Pada saat itu ia mengutip sebuah tulisan mengenai hukum Musa dalam Ulangan 254. Kata Paulus “Janganlah engkau memberangus mulut lembu yang sedang mengirik!” 1 Korintus 99a. Lalu Paulus bertanya, “Lembukah yang Allah perhatikan?” ayat 9b. Lembukah, atau itu ditulis sebenarnya untuk kita? Perhatikan ayat selanjutnya “Atau kitakah yang Ia maksudkan? Ya, untuk kitalah hal ini ditulis, yaitu pembajak harus membajak dalam pengharapan dan pengirik harus mengirik dalam pengharapan untuk memperoleh bagiannya.” ayat 10. Paulus mengingatkan bahwa kita harus membajak atau mengirik, yang maksudnya adalah bekerja dalam pengharapan. Ini merupakan sebuah pesan penting yang akan mampu membuat kita terus memiliki tujuan dalam bekerja, bukan sekedar menyambung hidup dari ke hari tanpa harapan sama sekali dalam hati kita Kenapa banyak orang yang kecewa akan pengharapannya sendiri? Karena mereka meletakkan pengharapannya di depan proses yang lain. Saat seseorang meletakkan perngharapan terlebih dahulu, maka pengharapan tersebut dapat mengecewakan, ketika kesengsaraan datang dan belum tahan uji, pengharapan membuahkan kekecewaan. Pengharapan sejati yang tidak mengecewakan adalah pengharapan yang tahan uji bahkan terhadap kesengsaraan. Sehingga apapun yang terjadi, pengharapan kita tidak pernah 14711 “Tuhan senang kepada orang-orang yang takut akan Dia, kepada orang-orang yang berharap akan kasih setiaNya.” Ketika kita berharap pada manusia, kekayaan, kekuatan, jabatan, dan sebagainya pengharapan kita dapat mengecewakan. Bahkan terkadang orang yang begitu kita percayai sekalipun dapat mengecewakan kita. Satu-satunya pengharapan yang tidak pernah mengecewakan adalah pengharapan kepada Tuhan. Apa pun yang terjadi, rancangan Tuhan bagi kita adalah rancangan damai sejahtera. Tuhan kumpulan khotbah Kristen mengenai pengharapan, seperti yang tertulis pada buku Pengharapan Orang Kristen, Rev Norman Holmes, 2021, berharaplah selalu kepada Tuhan, tekun dan tahan uji maka pengharapan kita tidak akan mengecewakan. Semoga bisa menjadi berkat untuk kita semua. DNRKLIKKORRANCOM – Dalam artikel ini terdapat kumpulan caption ucapan selamat Natal, 25 Desember 2021.. Kumpulan caption berikut terdiri dari kutipan/quote, kata mutiara, kata bijak yang inspiratif dan penuh nasehat dalam rangka menyambut Natal 2021. Kamu bisa membagikan caption Natal 2021 berikut ini sebagai ucapan selamat kepada keluarga, sahabat, pacar danBabak IPertengkaran GembalaDi padang Efrata yang berumput hijau, terlihat ada banyak domba yang digembalakan. Layar Menampilkan kawanan domba yang sedang merumput. Terdengar suara domba-domba yang sebuah kisah di sebuah negeri Israel. Bangsa yang tinggal dan berdiam di negeri ini adalah umat pilihan Tuhan. Mereka telah menyaksikan mukjizat dan pertolongan Tuhan, ketika Tuhan membebaskan mereka dari perbudakan di tanah empat puluh tahun bangsa Israel mengembara di padang pasir menuju tanah perjanjian. Selama itu pula Tuhan mencukupi segala kebutuhan mereka. Meski Allah sudah membebaskan bangsa Israel dari perbudakan dan memberikan tanah yang berlimpah susu dan madu, tapi mereka sering memberontak kepada Tuhan. Hukuman demi hukuman, peringatan demi peringatan, teguran demi teguran, tak juga membuat mereka jera. Kira-kira duaribu tahun yang lalu, Allah membiarkan Israel dijajah dan dikuasai kerajaan Romawi. Di bawah pemerintahan Romawi, kebebasan mereka dibatasi. Mereka harus membayar pajak yang tinggi. Kegiatan mereka dimata-matai. Mereka tak boleh menentukan nasib mereka tengah kesesakan, Israel kembali berpaling dan berseru kepada Tuhan. Mereka menantikan pembebasan yang dijanjikan. Datangnya Penyelamat yang datang dengan penuh keperkasaan. Yang memimpin mereka berperang melawan penindasan. Tapi, mengapa sang Pembebas tak kunjung menjelang? Kapankah Penyelamat akan datang? Kapankah kesesakan itu 'kan terhilang? FADE INZebulon masuk dari arah kiri panggung sambil menghardik domba-domba milik orang lain supaya menjauh. Tak lama kemudian Zakaria masuk dari arah kanan panggung dengan wajah marah. 1. Zakaria Hei, Zebulon . . . .!!! Apa yang kamu lakukan?!! Mengapa kamu menghalau domba-dombaku??!! 2. Zebulon Zakaria, kamu bisa menggembala, tidak sih?!! Lihat, tuh! Domba-dombamu masuk ke dalam wilayah penggembalaanku. Makanya kuhalau saja domba-dombamu. 3. Zakaria Lho, emangnya padang rumput ini milikmu saja??!! Setiap orang bebas menggembala di sini. Siapa yang lebih dulu menggembala ada di sini, dia berhak melepas domba-dombanya di situ. Kami sudah ada di sini lebih dulu daripada kalian. Jadi kamu dan teman-temanmu itu uang sebenarnya mengganggu tempat kami. 4. Zebulon Salah, Bung! Justru kami yang berhak atas padang rumput ini. Tahu, nggak . . . Majikan kami sudah mendapat ijin untuk menggembala di sini. 5. Zakaria Ijin? Ijin apaaan? Dari jaman nenek moyang kita sampai sekarang tidak ada ijin-ijinan untuk menggembala domba. 6. Zebulon Jaman sudah berubah Bung! Sekarang ada aturan-aturan yang harus ditaati. Sekarang ini ada aturan baru. Untuk menggembala di sini harus mendapat ijin. 7. Zakaria Siapa yang membuat peraturan itu? 8. Zebulon Ya, pemerintah Romawi. Kamu punya ijin, nggak? Kalau nggak punya, giringlah domba-domba kalian dari tempat ini! 9. Zakaria Sudah kubilang, kami tidak butuh ijin-ijinan 10. Zebulon Kalau tidak punya ijin, berarti kamu adalah gembala liar 11. Zakaria Apa katamu?!!! Jangan sembarangan menuduh kami gembala liar, ya! Tarik kembali ucapanmu itu, kalau tidak . . . 12. Zebulon Kalau tidak . . .mau apa?? 13. Zakaria Kamu menantang, ya??!!! Keduanya menyanyi bersahut-sahutan saling menantang. Lagu "Ada Gerakan Roh Allah di Sini"ZakariaHai kau pengganggu di siniPergilah dari siniKe Barat ke Timur, Utara atau SelatanTerserah kemana kau pergiZebulonHai kau gembala liarKau yang harusnya pergiKamilah yang punyaIjin di tempat iniPergilah dari siniMereka bersiap berkelahi. Simeon masuk untuk melerai. 14. Simeon Berhenti . . . berhenti . . . jangan bertengkar! Itu tidak baik! Kenapa sih bertengkar? Apa tidak dapat dibicarakan baik-baik? 15. Zebulon Hei, Simeon. . . nasihati tuh temanmu supaya tidak menyerobot tempat penggembalaan kami. 16. Zakaria Enak saja. Justru Zebulon ini yang menyerobot wilayah kita. Aku sudah ngomong baik-baik dengannya, tapi dia malah mengatakan aku gembala liar. Apa tidak keterlaluan tuh! 17. Zebulon Kalau orang yang tidak punya ijin itu disebut apa? Liar, 'kan? Lha kalau memang liar, harus dibilang apa lagi? Kalau liar, ya liar. . . liar . . . liar!!! 18. Zakaria Jaga mulutmu ya!! [mulai marah] 19. Simeon [meredakan suasana] Sudah . . . .sudah. Mari kita bicarakan baik-baik. Penggunaan kekerasan tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Kekerasan hanya akan menimbulkan dendam berkepanjangan. 20. Zakaria Kalau dia tidak bisa diomongi baik-baik, ya mau pakai cara apa lagi?!! 21. Simoen Hati boleh panas, tapi kepala harus tetap dingin. Mari kita bicarakan jalan keluarnya. . . . 22. Zebulon Lihatlah . . . padang rumput ini sangat terbatas. Tempat ini tidak cukup untuk memberi makan dua kawanan domba kita. Maka satu-satunya cara maka salah satu di antara kita harus meninggalkan tempat ini. 23. Zakaria [menyahut] Betul . . . Kamu yang harus pergi dari sini 24. Zebulon Enak saja. . . kamu yang pergi! 25. Zakaria Kamu! 26. Zebulon Kamu! 27. Zakaria Kamu! Simeon menyanyiLihat betapa baik dan indahnya Saudara yang rukun bersama. 2xDisatukan dalam persatuan, la la la la la la la 2XSimeon, Zakaria dan Zebulon menyanyi bersamaOh, betapa indahnya, dan betapa eloknyaBila saudara seiman, hidup dalam kesatuan 2XBak urapan di kepala HarunYang ke janggut dan jubahnya turunSeperti embun yang dari HermonMengalir ke bukit SionKe sana tlah diperintahkan TuhanAgar berkat-berkat dicurahkanKehidupan untuk selamanyaOh betapa indahnya 28. Simeon Dengarkanlah baik-baik. Kita ini 'kan hanya menggembalakan domba-domba milik majikan kita. Iya, to? Jadi biarlah majikan-majikan kita yang menyelesaikan masalah ini. Iya to? Sekarang begini saja. Mari kita melaporkan persoalan ini kepada majikan kita masing-masing. Biarlah mereka yang memutuskan apa yang harus dilakukan. Iya to? Untuk sementara, biarlah domba-domba kita merumput bersama di sini. Setuju, nggak? 29. Zebulon [berpikir sejenak] Hmmmm. . . . baiklah, aku setuju. 30. Zakaria Aku juga setuju 31. Simeon Kalau begitu, Zebulon, melaporlah kepada majikanmu. Dan kamu, Zakaria, jagalah kawanan domba kita dan kawanan domba Zebulon. Aku juga mau melapor kepada pak Yoas, majikan kita. Zebulon keluar melalui pintu kiri, Simeon keluar lewat pintu kananFADE OUTBabak IIPemerasan Tentara RomawiLayar Suasana perkotaan. Terlihat bangunan-bangunan khas Timur Tengah. Ada orang yang berlalu lalang ambil menuntun onta dan keledai. Tiba ada tentara Romawi yang mengejar dua anak kecil. Back Sound Suasana perkotaan. Lampu layar mati FADE INSarah masuk sambil membawa baju baru yang belum selesai dijahit. Dia mencari-cari sesuatu 1. Sarah [Bicara sendirian] Aduh.... aku lupa di mana menyimpan jarum! Aku letakkan di mana, ya? Kemarin sih rasanya aku selipkan di baju ini, tapi sekarang kok tidak ada? Meski kecil, tapi benda ini sangat berjasa membantuku mencari nafkah untuk keluargaku. Aku mendapat upah dengan menjahit baju-baju benda itu sampai hilang, wah bisa gawat, nih. Aku terpaksa membeli jarum lagi. Padahal semua harga sekarang mulai naik. Bahkan harga jarum pun ikut naik. Padahal aku tidak dapat menaikkan upah jahitku. Sekarang orang-orang yang menjahitkan baju semakin berkurang. Jangankan bikin baju baru, untuk makan saja sudah susah. Jaman memang serba susah. Meski jaman sedang susah, aku tidak boleh ikut-ikutan susah karena Allah selalu menyertaiku. Tuhan selalu menghiburku. [Sarah menyanyi] Tak usah ku takut Allah besertakuTak usah ku bimbang Tuhan pliharakuTak usah ku susah Dia s'lalu hiburkuTak usah ku cemas Dia memberkatikuEl Shaddai 2X Allah Maha KuasaDia besar 2Xx El Shaddai MuliaEl Shaddai 2X Allah Maha KuasaBerkatNya melimpah El Shaddai Tiba-tiba Naftali dan Dina menerobos masuk. Mereka kelihatan ketakutan sambil mencari-cari tempat bersembunyi. Sarah menjadi heran. Dia ingin bertanya kepada kedua anaknya, tetapi tidak sempat karena ada tentara Romawi yang menerobos masuk. Sikapnya terlihat sok kuasa. 2. Yunius [Suara tegas] Mana? Dimana kedua anak itu?!! 3. Sarah [Terkejut, tapi menjawab dengan sabar dan lembut] Mari, Pak. Silakan duduk, Pak. 4. Yunius [Tidak menghiraukan Sarah] Hei Bocah! Ayo keluar!!! Aku tahu kalian bersembunyi di rumah ini!! 5. Sarah Bapak . . . Ada perlu apa Bapak bertamu ke rumah kami? Bapak ini siapa? Yunius menyanyi [Lagu "Aku seorang Kapiten"]Aku tentara RomawiMempunyai tombak panjangKalau berjalan prok . . . prok . . .prokAku tentara Romawi 6. Yunius Namaku Yunius. Aku seorang tentara Romawi. Tugasku adalah menjaga ketertiban kota. Namamu siapa? 7. Sarah Nama saya Sarah, Pak. Saya pemilik rumah ini. 8. Yunius Aku ke sini untuk mencari dua anak yang masuk ke dalam rumah ini. 9. Sarah Oh, mereka anak-anak saya, Pak. Namanya Dina dan Naftali. Apa Bapak ada perlu dengan mereka? 10. Yunius Panggil mereka ke sini!! 11. Sarah Dina! Naftali! Ke marilah, Nak! Bapak Yunius ini mencari kalian. Dina dan Naftali keluar dari persembunyiannya dengan wajah takut-takut. Dina masih memegang alat musik dan Naftali memegang batok kelapa. 12. Yunius Aku akan menangkap kedua anak ini. 13. Sarah Apa salah mereka, Pak? 14. Yunius Mereka telah mengganggu ketertiban kota. 15. Sarah [Berpaling kepada Dina dan Naftali] Apa yang telah kalian lakukan? 16. Dina Aku dan adikku hanya menyanyi-nyanyi di pasar. Orang-orang yang senang dengan nyanyian kami lalu memberi uang kepada kami . . . 17. Naftali Tiba-tiba Bapak yang galak ini akan menangkap kami. 18. Yunius Yang kalian lakukan itu namanya mengamen. Pemerintah Romawi melarang pengamenan selain karena nyanyian kalian yang asal-asalan, juga mengganggu kenyamanan pembeli di pasar. 19. Dina Tapi kami tidak pernah memaksa mereka memberi uang, kok . . . 20. Naftali Kalau mereka tidak mau memberi uang juga tidak apa-apa 21. Yunius Pokoknya kamu telah melanggar peraturan! Titik! [membentak] Kamu mau melawan pemerintah, ya?!! 22. Dina [Tertunduk takut] Tidak, pak. 23. Sarah Maafkan kedua anak kami, Pak. 24. Yunius Kamu sebagai orangtua, kok ya membiarkan mereka mencari duit. Dimana suamimu? 25. Sarah Saya janda, Pak. Suami saya sudah meninggal. 26. Yunius Meninggal karena apa? 27. Sarah Suami saya seorang nelayan. Saat mencari ikan di danau Galilea, kapalnya hancur diterjang badai. Beliau meninggal tenggelam bersama kapalnya. Sekarang kami harus bekerja keras untuk mencari makan. Saya mendapat upah dengan menerima jahitan baju dari tetangga. Simeon, anak sulung saya, mendapat upah dengan menggembala domba milik pak Yoas. Tapi saya tidak tahu kalau Dina dan Naftali juga ikut-ikutan mencari uang. 28. Dina Saya kasihan pada Ibu karena akhir-akhir ini tidak banyak mendapat pesanan jahitan baju. Makanya saya mengajak Naftali untuk mencari uang. 29. Yunius Tapi caramu itu melanggar hukum. 30. Sarah Mereka 'kan masih kecil, Pak. Mereka belum paham soal hukum. 31. Yunius Alasan itu tidak diterima. Kalau melanggar hukum yang harus ditangkap dan dihukum. Sekarang akan membawa kedua anakmu ke markas kami. 32. Sarah Tunggu dulu. . . Apa tidak ada cara lain, Pak? 33. Yunius Hmmm . . . . Bagaimana ya? Aku sebenarnya hanya menjalankan tugas dari komandan. Kalau nanti aku kembali ke markas tanpa membawa kedua anak ini . . . wah, Komandanku bisa marah besar. Kecuali . . . . [berhenti bicara] 34. Sarah [Menyahut] Kecuali apa, Pak? 35. Yunius Kecuali kalau ada sesuatu yang meredakan kemarahannya . . . 36. Sarah & Dina Apa itu? 37. Yunius Komandanku suka sekali pada daging Kebab Domba. Kalau diberi bingkisan Kebab Domba, pastilah amarahnya akan reda kembali. 38. Sarah Tapi itu 'kan barang mahal. Kami tidak punya di sini . . . 39. Yunius Gampang . . . beli saja di pasar. Supaya tidak merepotkan Ibu, biar aku yang membelika di pasar, sekalian kembali ke markas nanti. Ibu cukup menitipkan uang sebanyak 500 shekel kepadaku. 40. Sarah [terkejut]Haaaa . . . 500 shekel?!! Itu uang yang banyak sekali! 41. Yunius Ya terserah kalianlah. Kalau begitu, aku terpaksa menangkap kedua anak ini. 42. Sarah Jangan . . . jangan . . . pak. Anak saya jangan ditangkap ya, pak. Kami punya tabungan, tapi hanya 300 shekel. 43. Yunius Itu masih jauh dari cukup . . . 44. Sarah Oh ini, ada tambahan 50 shekel. Ini sebenarnya untuk membeli gandum untuk sebulan. [menyerahkan uang] 45. Yunius Wah, bagaimana ya . . . . Sebenarnya masih kurang, sih. Tapi ngomong-ngomong, di samping rumah aku melihat ada seekor kambing terikat di pohon. Saya akan membawa kambing untuk menggenapi kekurangannya. 46. Dina Tapi . . . [keberatan] 47. Sarah Nggak apa-apa Dina. Biarlah Bapak membawa kambing itu. Yunius keluar. Dina duduk bersimpuh di kaki ibunya, diikuti oleh Naftali. Lampu meredup sejenak. Layar Yunius menuntun kambing. Kambingnya berontak. Yunius berusaha keras menarik, tapi malah diseruduk. Laampu layar dimatikan, lampu panggung hidup. 48. Dina Maafkan Dina, ya Bu. . . karena telah menyusahkan Ibu. 49. Sarah Tidak apa-apa Dina. Ibu senang dan terharu karena kamu dan adikmu juga ikut terbeban pada persoalan keluarga. 50. Dina Tuhan itu nggak adil, ya Bu! 51. Sarah [Heran] Lho kamu kok bisa berkata begitu? 52. Dina Bagaimana tidak, kita yang taat pada Tuhan, hidupnya susah melulu. Tapi lihat tuh pejabat-pejabat Romawi yang tidak mengenal Tuhan. Hidup mereka sungguh enak. Hampir setiap hari mereka mengadakan pesta. Sedangkan kita, untuk cari makan sehari saja, sulitnya bukan main. Apakah itu adil namanya. 53. Sarah Sabar, Nduk! Gusti Allah ora sare. Tuhan itu tidak tidur. Raja Daud pernah berkata "Sebab bukan untuk seterusnya orang miskin dilupakan, bukan untuk selamanya hilang harapan orang sengsara." 54. Dina Oh. . . begitu. Jadi kita tidak boleh kehilangan pengharapan, ya bu? 55. Sarah Benar, Nduk. Ibu jadi ingat sebuah lagu 56. Dina Oh, ya . . . lagu apa itu? 57. Sarah Begini lagunya Sarah menyanyiJangan kamu kuatir burung di udara Dia pliharaJangan kamu kuatir bunga di padang Dia hiasiJangan kamu kuatir apa yang kau makan, minum pakaiJangan kamu kuatir Allah di Surga memeliharaDina dan Naftali menyanyiAku tidak kuatir burung di udara Dia peliharaAku tidak kuatir bunga di padang Dia hiasiAku tidak kuatir apa yang kumakan, minum pakaiAku tidak kuatir Allah di Surga memelihara 58. Dina Dina sekarang mengerti, Bu. Allah selalu memelihara dan memenuhi kebutuhan kita. 59. Sarah Benar, Nduk. Tapi ngomong-ngomong, untuk makan besok Ibu tidak memiliki uang lagi. Seluruh uang kita sudah dibawa oleh pak tentara tadi. 60. Naftali Terus bagaimana dong, Bu? Apa besok kita harus puasa. 61. Sarah Coba deh kita tanya abangmu, Simeon. Mungkin dia masih punya sedikit uang untuk membeli makanan. Sekalian kita beritahukan tentang kambing itu, kepadanya. Ayo kita susul Abangmu ke padang Efrata. Sarah, Dina dan Naftali menyusul Simeon ke padangFADE OUT Babak IIIKeluhan MajikanFADE IN[Di rumah yang besar, Yoas duduk di belakang meja. Dia terlihat serius menghitung uang dan mencatat di buku. Simeon masuk] 1. Simeon Permisi, Pak Yoas. 2. Yoas Eh, Simeon. . . mari masuk! 3. Simeon Apakah saya mengganggu? 4. Yoas Nggak apa-apa. Saya cuma menghitung-hitung saja. Ada perlu apa kamu datang kemari? Siapa yang menjaga domba-dombaku? 5. Simeon Zakaria yang menjaga domba-domba. Hmmm . . . begini pak. Ada persoalan di padang Efrata. 6. Yoas Persoalan? Persoalan apa? Apakah ada binatang buas yang menerkam dombaku? 7. Simeon Bukan, itu pak. 8. Yoas Apa ada orang yang mencuri domba-dombaku? 9. Simeon Bukan itu juga. 10. Yoas Apa ada domba yang sakit? 11. Simeon Juga bukan itu. 12. Yoas [bingung] Lalu apa, dong? 13. Simeon Begini, pak. Kami, para gembala yang menggembalakan domba-domba Bapak berebut padang rumput dengan para gembala yang menggembalakan domba-domba milik tuan Hizkia. Tadi sore, kami malah diusir oleh gembala tuan Hizkia. Katanya kami tidak punya ijin. Padahal kami 'kan sudah lebih dulu menggembala di sana. Berarti kami yang lebih berhak menggembala di sana. Iya 'kan pak? 14. Yoas [Menghela napas panjang] 15. Simeon Benar, 'kan pak? Kami punya hak menggembala di sana? 16. Yoas [Berdiam sejenak] Gembala tuan Hizkia itu benar . . . 17. Simeon [Bingung] Maksud Bapak? 18. Yoas Mereka lebih berhak menggembala di padang Efrata . . . 19. Simeon [Semakin bingung] Lho, kok bisa begitu sih Pak? 20. Yoas Begini lho Simeon. Pemerintah sekarang menetapkan peraturan baru. Mereka mengambil alih semua padang rumput yang ada di Israel ini. Kalau ada orang yang mau menggembala di sana, maka dia harus punya ijin dari pemerintah. 21. Simeon Oooo jadi yang dikatakan oleh Zebulon itu benar. Jadi kita harus punya ijin penggembalaan. 22. Yoas Tepat sekali. 23. Simeon Lalu, kenapa Bapak tidak memintakan ijin untuk kami? 24. Yoas Karena untuk mendapatkan ijin, maka kita harus membayar pajak. 25. Simeon Kenapa Bapak tidak membayar pajak? Peternak yang lain membayar juga 'kan? 26. Yoas Itulah yang sedang bikin aku pusing saat ini. Uang yang harus dibayarkan itu sangat tinggi. Setelah aku hitung-hitung, ternyata tidak seimbang dengan pendapatan yang aku dapat dari hasil ternak domba ini. Yang membuat aku semakin pusing, harga domba juga sedang jatuh . . . 27. Simeon Lho, kok bisa jatuh, pak? 28. Yoas Soalnya pemerintah Romawi membuat kebijakan baru, yaitu mendatangkan domba-domba dari negeri seberang. Padahal persediaan domba di Israel saja melimpah. Apalagi ditambah masuknya domba dari negeri seberang. Akibatnya harga domba-domba semakin anjlok. Nah, kalau pendapatanku menurun, aku tidak bisa membayar pajak untuk mendapatkan ijin itu. 29. Simeon Kalau begitu, apakah kami berpindah ke padang rumput yang lain saja, Pak? 30. Yoas Percuma saja. Kamu mau pindah kemana lagi? Sekarang ini padang rumput semakin menyempit karena dipakai untuk mendirikan benteng-benteng pertahanan tentara Romawi dan untuk membangun pasar-pasar. Sedangkan semua padang rumput yang tersisa sudah diambil alih pemerintah Romawi. Semua penggunaannya harus memakai ijin. 31. Simeon Bagaimana kalau domba-domba itu dikandangkan saja. Kita tinggal memberi makan? 32. Yoas Itu juga sudah aku pikirkan. Tapi tahu, nggak. . . sejak ongkos angkutan naik, maka harga pakan ternak juga ikut naik. Setekah dihitung-hitung, cara seperti ini malah rugi. 33. Simeon Lalu, bagaimana, dong pak? 34. Yoas Aku juga tidak tahu harus bagaimana lagi. Sekarang ini aku sedang menimbang-nimbang sebuah keputusan yang pahit . . . 35. Simeon [Cemas] Apa itu pak? 36. Yoas Aku akan menutup usaha ini. Aku akan menjual semua domba-dombaku . . . 37. Simeon Terus, bagaimana dengan nasib kami, pak? Ketrampilan kami hanyalah menggembala domba. Kalau semua domba dijual, kami harus kerja apa lagi? Bagaimana dengan nanti dengan nasib Ibu dan adik-adik saya? 38. Yoas Itulah yang membuatku merasa sedih. Sebenarnya aku juga tidak tega melakukan ini. Tapi bagaimana lagi? Sekarang cobalah kamu ikut memikirkan jalan keluarnya. Begini saja, kalau kamu punya usulan yang bagus, aku berjanji akan memberikan sepersepuluh dari domba-dombaku. Tapi kalau dalam tujuh hari ini tidak ada usulan yang bagus, aku terpaksa menutup usaha ini. 39. Simeon Baiklah, pak. Saya akan berusaha ikut memikirkannya. Saya minta permisi dulu. Saya akan kembali ke padang Efrata untuk memberitahukan hal ini pada teman-teman. 40. Yoas Oh, ya. Ini ada sedikit rejeki buatmu. Terimalah [memberi uang kepada Simeon] [Simeon pergi dari rumah pak Yoas]FADE OUTBabak IVKedatangan MalaikatFADE IN[Zakaria dan Zebulon duduk mengelilingi api unggun. Sayup-sayup terdengar suara lolongan serigala] 1. Zebulon [Gemetar] Zakaria, apakah kau mendengar suara itu? 2. Zakaria Suara apa? 3. Zebulon Itu tuh. . . suara anjing hutan. 4. Zakaria Oh, itu . . . saya mendengar sih. Tapi mereka 'kan ada di kejauhan. 5. Zebulon Iya sih, tapi bagaimana kalau mereka datang mendekat pada saat kita sedang tertidur. Lalu mereka menerkam kita . . . hiiii . . . ngeri!!! 6. Zakaria Makanya, kita membuat api unggun. Selama api ini masih menyala, anjing-anjing hutan ini takut mendekat. 7. Zebulon Tapi bagaimana dengan singa? Bagaimana kalau dia mengendap-endap di sekeliling kita, lalu tiba-tiba menerkam kita? 8. Zakaria Zebulon, Zebulon . . . Hidup dan mati kita itu ada di tangan Tuhan. Percayalah, Tuhan akan menjaga kita. Tuhan itu menjadi Gembala kita. Sama seperti kita menjaga domba-domba kita, Allah juga menjaga domba-domba kita. 9. Zebulon Ah, kamu ini ada-ada saja. Tuhan kok menjadi gembala. Masa' Tuhan disamakan dengan kita. 10. Zakaria Eeeeee . . . kamu belum pernah mendengar nyanyian raja Daud, ya? Raja Daud pernah menyanyi seperti ini, nih [Zakaria menyanyi]Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku Ia membaringkan aku, di padang yang berumput hijau Ia membimbingku, ke air yang tenang Ia menyegarkan jiwaku Ia menuntunku ke jalan yang benar Oleh karna namaNya Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman[Sarah, Dina dan Naftali masuk ke dalam panggung] 11. Zakaria Eh . . . bu Sarah. Apa kabar? Tumben menyusul kemari . . . 12. Sarah Kabar baik, nak Zakaria. Lho, ini malah ada nak Zebulon di sini, juga. 13. Zebulon Iya, bu. Ini kami sedang menggembala bersama-sama. 14. Sarah Oh, begitu. Eh, dimana Simeon? Aku ingin bertemu dengannya! 15. Zakaria Dia sedang pergi ke rumah pak Yoas, bu. Tapi sebentar lagi juga datang. Tunggu saja. 16. Zebulon Ini kok datang ramai-ramai. Dina dan Naftali juga ikut . . . 17. Sarah Itulah, nak Zebulon. Saya tidak tega meninggalkan mereka berdua di rumah. Jadi saya ajak saja mereka di sini. [Simeon masuk dengan wajah murung] 18. Zakaria Nah itu, Simeon sudah datang! 19. Simeon Ada apa, Bu? Mengapa menyusul kemari? 20. Sarah Simeon, tadi siang Dian dan Naftali ini akan ditangkap tentara Romawi karena mengamen di pasar. Supaya tidak ditangkap, Ibu terpaksa memberi uang dan kambing peliharaan kita kepada tentara itu. Sekarang Ibu tak punya uang untuk membeli makan hari esok. Apakah kamu masih menyimpan uang? 21. Simeon Ada, bu. Kebetulan aku tadi diberi uang oleh pak Yoas. Tapi setelah ini, saya tidak tahu apa saya masih bisa punya uang lagi [sedih]. 22. Sarah [Heran] Memangnya kenapa? 23. Simeon Pak Yoas akan menjual seluruh domba-dombanya. 24. Sarah Lho memangnya kenapa? 25. Simeon Di bawah pemerintah Romawi, keadaan kita semakin sulit saja. Pemerintah Romawi membuat kebijakan-kebijakan yang membuat sengsara rakyat Israel. Tentara-tentara Romawi juga bertindak kejam pada kita. 26. Sarah Yah kita harus bersabar saja, Nak. 27. Simeon Bersabar? Kita sudah cukup lama bersabar. . . sampai kapan lagi kita harus bersabar? 28. Sarah Hingga Allah memenuhi janji-Nya. 29. Simeon Janji? Janji apa? Kita sudah kenyang dengan janji-janji manis, tapi tidak semanis kenyataannya. 30. Sarah Allah selalu menepati janji-Nya. Kamu masih ingat 'kan pengajaran yang Ibu berikan? Pada jaman dulu, Allah telah membebaskan bangsa kita dari perbudakan di tanah Mesir? 31. Naftali [bersemangat] Aku ingat, Bu. Waktu itu Tuhan menuntun bangsa Israel melewati padang gurun yang gersang. 32. Dina [bersemangat]Pada siang hari, Allah mengirimkan tiang awan supaya kita tidak kepanasan. Pada malam hari Allah mengirimkan tiang berapi untuk menerangi jalan dan supaya kita tidak kedinginan. 33. Naftali [bersemangat] Supaya kita tidak kelaparan, Allah mengirimkan roti dan manna setiap hari. 34. Dina [bersemangat] Pada saat kehausan, Allah pernah mengalirkan air dari dalam batu yang keras. 35. Sarah Nah, tuh . . . anak kecil saja tahu! 36. Simeon Ya, itu 'kan cerita jaman dulu. Cerita itu sudah kunoooo . . . Tidak ada artinya pada jaman sekarang. Nyatanya, lihat saja! Dimanakah pertolongan Allah dalam keadaan yang serba susah saat ini?!!! 37. Sarah Dengar, nak . . . Tuhan berjanji akan memberikan seorang penyelamat bagi kita. Nabi Yeremia telah bernubuat begini. Dengarkan baik-baik "Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menumbuhkan Tunas adil bagi Daud. Ia akan memerintah sebagai raja yang bijaksana dan akan melakukan keadilan dan kebenaran di negeri. Dalam zamannya Yehuda akan dibebaskan, dan Israel akan hidup dengan tenteram; dan inilah namanya yang diberikan orang kepadanya TUHAN-keadilan kita." Sarah, Dina dan Naftali menyanyi "O Datanglah Imanuel" KJ 81 38. Simeon Alaaaaa . . . Itu 'kan cerita lama Bu. Nyatanya apa? Sudah ratusan tahun sejak nubuatan itu diucapkan, tapi sampai sekarang belum juga digenapi. Mungkin Tuhan sudah lupa pada janjinya!!! 39. Sarah Tuhan pasti menepati janji-Nya tepat pada waktunya. Waktu Tuhan, bukan waktu kita. 40. Simeon Sudahlah . . . Ibu dan adik-adik pulang saja. Kepala saya sedang pusing, nih. Saya mau istirahat sebentar. 41. Sarah Ya, sudah . . . Jaga dirimu baik-baik ya. Ibu dan adik-adikmu akan pulang. Sarah, Dina dan Naftali pulang ke rumah. Simeon membaringkan diri untuk istirahat. Zebulon dan Zakaria masih Tiba-tiba datanglah malaikat yang disertai dengan sinar yang terang. Para gembala itu menjadi takut. Malaikat menyanyi "Hai Gembala Efrata" dari Kidung Pelengkap Jemaat no. 65 42. Malaikat Jangan takut! 43. Simeon Siapakah Tuan? 44. Malaikat Aku adalah malaikat. 45. Zakaria Mengapa Tuan datang kepada kami yang hina ini? 46. Malaikat Aku akan memberitakan kabar gembira untuk seluruh bangsa 47. Zebulon Kabar apa itu? 48. Malaikat Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. 49. Simeon Bagaimana kami dapat mengetahui Juruselamat itu? 50. Malaikat Carilah seorang bayi dibungkus dengan lampin dan terbaring di dalam palungan. Sekarang pergilah! Malaikat pergi. Terdengar suara malaikat yang bernyanyi "Gita Sorga Bergema" KJ no. 99 51. Simeon Ayo kita segera pergi ke Betlehem untuk melihat apa yang terjadi di sana! 52. Zakaria Ayo . . . . 53. Zebulon Bagaimana dengan domba-domba kita? Siapa yang akan menjaga? 54. Simeon Kita tinggal saja. Kabar ini lebih penting daripada domba-domba kita. Ayo segera berangkat! Simeon, Zebulon dan Zakaria pergi ke Betlehem sambil bernyanyi "Hai Mari Berhimpun" KJ 109Layar di kandang Betlehem ada Yusuf,Maria dan bayi Yesus. Orang Majus menyembah bayi Yesus dan menyerahkan hadiah. Disusul para gembala menyembah bayi Lagu "Malam Kudus" KJ no. 92. Lampu layar OUTBabak VPengharapan BaruFADE INDi rumah, Sarah sedang menjahit baju. Dina dan Naftali sudah tertidur. Simeon menghambur masuk. Kedua adiknya terbangun. 1. Simeon Ibu. . Ibu . . aku punya kabar gembira!!! 2. Sarah Wah . . . heboh banget. Lihat, tuh . . . kamu membangunkan adik-adikmu. 3. Simeon [terengah-engah] Yang dikatakan Ibu tadi sore memang benar. 4. Sarah [Tak mengerti] Benar apanya? 5. Simeon Itu lho, tentang janji Tuhan bahwa akan memberikan soerang Penyelamat. Janji itu sudah ditepati. 6. Sarah Maksdmu itu apa, to? 7. Simeon Bu, tadi aku baru saja didatangi malaikat Tuhan. Aku diperintahkan pergi ke Betlehem. Aku pergi ke sana dan bertemu dengan Penyelamat itu, Bu. Namanya Yesus [girang] 8. Dina Benarkah itu? 9. Simeon Benar, dik. Juruselamat itu telah datang. 10. Sarah Terpujilah Allah, pembebas Israel. Sebentar lagi kita akan dibebaskan dari penjajahan tentara Romawi. 11. Simeon Masih ada satu lagi kabar gembira . . . 12. Naftali Apa itu? 13. Simeon Waktu di Betlehem tadi, aku berkenalan dengan orang Majus yang datang dari negeri Timur. Mereka memberitahu kalau ada padang rumput di sebelah Timur negeri kita. Katanya, di sana kita bebas menggembalakan domba. 14. Naftali Apakah Abang akan menggembala domba di sana? 15. Simeon Besok aku akan melihat tempat itu. Kalau informasi itu memang benar, maka kita dapat hidup lebih baik. 16. Dina Mengapa bisa begitu, Bang? 17. Simeon Kalau aku dapat menemukan padang rumput yang baru, maka pak Yoas akan memberikan sepersepuluh domba-domba kepada kita. 18. Naftali Berarti kita dapat memiliki domba-domba sendiri? 19. Simeon Ya, betul. Nanti aku menggembala domba-domba pak Yoas dan kamu, Naftali, boleh menggembala domba-domba milik kita. 20. Naftali Asyiiiik!!! 21. Sarah [bersyukur] Tuhan memang baik. Ayo, jangan lupa kita harus mengucap syukur kepada Tuhan!! Sarah, Simeon, Dina dan Naftali bergandengan tangan dan bersama-sama menyanyi lagu "Hai Dunia Gembiralah" KJ no. 119LAYAR DITUTUP TAMAT NASKAHDRAMA NATAL Buku Baru NASKAH DRAMA NATAL oleh Diah Pawitri SINOPSIS Tokoh Raja Sifat bijaksana Permaisuri Cerdas dan penuh perhatian Mbok Rondo Sengsara tetapi selalu penuh pengharapan Anak anak Percaya kepada Ibunya Wanita 1 Jujur Wanita 2 Licik Pengajaran Seorang Ibu akan selalu mengasihi anaknya bagaimanapun
33Kumpulan Khotbah Natal: Minggu I; Sebuah nyanyian pengharapan - Lukas 2:25-35; 33 Renungan Natal Inspiratif Paket Bioskop Natal: Minggu II; Pemberitahuan tentang Kelahiran Yohanes Pembaptis; Paket Karaoke Natal Minggu IV; Renungan Pagi, Drama Natal, Baca Renungan; Natal Setiap Hari: Minggu IV; Renungan, Lansia, Umum, Remaja/pemuda
Perumpamaananak yang hilang adalah sebuah perumpamaan yang diajarkan oleh Yesus kepada murid-muridnya. Kisah ini tercantum di dalam Lukas 15.Perumpamaan ini menceritakan tentang kasih seorang bapa kepada anaknya. Di dalam cerita ini, sekalipun titik beratnya adalah tentang si anak bungsu, tetapi sebenarnya si anak sulung juga memiliki peran di dalam cerita ini.
Dandalam masa interim ini, Allah telah mempercayakan banyak hal untuk kita kerjakan. Kita, sebagai pengikut Kristus di akhir zaman ini, harus merangkul dan menghidupkan kembali keyakinan pengikut-pengikut Kristus awal itu. Tema Natal kali ini, “Bersinar dan Menjadi Terang” (Matius 5:16), mengingatkan kita akan tugas utama yang dipercayakan
Tidaksedikit film seputar Natal yang telah diputar di layar lebar. Tetapi, menurut wakil editor budaya BBC, Christian Blauvelt, ada sepuluh film Natal terbaik.